Konsepsi
Ilmu Budaya Dasar dalam kesusastraan
3.1. Pendekatan
Kesusastraan
Pengertian
Sastra dan Seni
Sastra
adalah karya, sama posisinya seperti karya-karya yang lain, seperti Cerpen,
Puisi, lukisan, patung, Musik, Seni peran, dan apa saja yang merupakan hasil
dari proses penciptaan. Sastra adalah sebuah karya yang diawali dengan
kejujuran, diisi dengan kesungguhan hati dan diakhiri dengan kerelaan. Sastra
juga dapat didefinisikan sebagai cinta pada ciptaan Tuhan. Seni pada mulanya
adalah proses dari manusia, dan oleh karena seni bisa dilihat dalam intisari
ekspresi dari kreasifitas manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga
sulit dinilai, bahwa masing-masing individu
memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih
bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari kebebasan berekspresi,
dan suatu set nilai nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan
ekspresi lewat suatu medium, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan,
sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu. Seni
merupakan suatu kebebasan.
Sastra
merupakan apresiasi, interpretasi dan analisis, sehingga dunia rekaan di dalam
sastra jelas kaitannya dengan seluruh aspek kehidupan. Kritik sebagai perangkat
penting yang sesungguhnya berfungsi menunjukkan arti kehadiran sastra,
kebetulan sangat parah di Indonesia, sehingga kehadiran sastra semakin tenggelam hanya
sebagai hiburan. Peranan sastra memang memiliki potensi yang hebat untuk menghibur. Dan
karenanya sebagai barang komoditi nilainya tinggi. Kaitannya dengan bisnis dan
industri juga meyakinkan. Sebuah karya sastra dapat meledak, mengalami ulang
cetak setiap tahun dengan oplag raksasa dalam berbagai bahasa. Namun sastra
tidak
hanya untuk media hiburan, masih banyak peranan sastra yang lebih penting.
Peranan
Sastra
sastra
adalah semua bentuk ekspresi dengan bahasa sebagai basisnya wilayah sastra jadi
merebak, merengkuh daerah yang sangat luas. Ke dalamnya sudah tercakup sastra
lisan maupun tulisan. Hubungan Sastra Seni dengan Ilmu Budaya Dasar
Hubungan
sastra dan seni dengan ilmu budaya dasar yaitu sastra adalah seni yang di
gunakan sebagai salah satu alat untuk membahas masalah-masalah kemanusiaan dan
kebudayaan sebagaimana tujuan dari ilmu budaya dasar. Dalam ilmu budaya dasar
sastra tidak di ajarkan sebagai salah satu disiplin ilmu.Sastra disini di
gunakan sebagai alat untuk membahas masalah-masalah kemanusiaan yang dapat
membantu mahasiswa untuk lebih humanis atau manusiawi.
3.2. Ilmu Budaya
Dasar yang dihubungkan dengan prosa
Pengertian
Prosa
Prosa
berasal dari bahasa latin "prosa" yang artinya "terus
terang", yang merupakan karya sastra yang disusun dalam bentuk cerita
secara bebas, yang tidak terikat rima dan irama. Jenis tulisan prosa biasanya
digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat
digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta
berbagai jenis media lainnya.
Jenis-jenis
prosa ;
1.
Dongeng
Dongeng
merupakan cerita yang banyak diwarnai peristiwa yang tidak masuk akal atau
tidak
mungkin
terjadi. Contoh: Pangeran Buruk Rupa, Si Kancil dan Buaya
2.
Cerpen
Cerpen
adalah karangan pendek yang berbentuk prosa.
3.
Novel
Novel
adalah karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh atas problematika kehidupan
seseorang
atau
beberapa orang tokoh.
4.
Biografi
Biografi
adalah riwayat yang ditulis oleh orang lain.
5.
Esai
Esai
merupakan karangan yang berisi ujaran populer dan dengan pola penyajian yang
bersifat santai. Ulasan-ulasannya bersifat pribadi, akrab, dan asyik dibaca
layaknya obrolan biasa.
6.
Kritik
Kritik
merupakan tanggapan atau pertimbangan atas baik buruknya suatu karya (puisi,
cerepn, drama, dsb). Kritik biasanya disertai dengan analisis dan
kesimpulan-kesimpulan.
7.
Artikel
Artikel
adalah karya tulis lengkap yang dimuat di Koran, majalah, atau internet.
Komponen
dalam prosa lama ;
1.
Pantun adalah bentuk puisi yang terdiri atas empat baris yang bersajak bersilih
dua-dua (pola ab-
ab),
dan biasanya, tiap baris terdiri atas empat perkataan.
2.
Gurindam adalah puisi Melayu lama yang terdiri dari dua larik (baris),
mempunyai irama akhir yang sama dan merupakan satu kesatuan yang utuh.
3.
Mantera adalah merupakan satu daripada genra puisi Melayu tradisional yang
diwarisi sejak zaman primitif, prasejarah, animisme.
4.
Talibun adalah sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai sampiran dan
isi, tetapi lebih dari 4 baris ( mulai dari 6 baris hingga 20 baris).
5.
Sage merupakan cerita lama yang berhubungan dengan sejarah, yang menceritakan
keberanian, kepahlawanan, kesaktian dan keajaiban seseorang.
Komponen
dalam prosa baru ;
1.
Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya dalam
bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis. Kata novel berasal dari bahasa
italia novella yang berarti "sebuah kisah, sepotong berita".
2.
Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang. Sebuah
biografi lebih kompleks daripada sekedar daftar tanggal lahir atau mati dan
data-data pekerjaan seseorang, biografi juga bercerita tentang perasaan yang
terlibat dalam mengalami kejadian-kejadian tersebut.
3.
Cerpen adalah cerita yang berbentuk naratif. Jadi cerpen bukan argumentasi atau
analisa atau deskripsi.
4.
Drama adalah satu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan
oleh aktor. Kosakata ini berasal dari bahasa yunani yang berarti
"aksi", "perbuatan".
5.
Soneta adalah salah satu bentuk sastra baru yang berasal dari Italia. Soneta
masuk kedalam sastra Indonesia baru.
3.3 Nilai-nila
dalam Prosa Fiksi
Pengertian
fiksi
Prosa
fiksi merupakan sebuah bentuk karya sastra yang disajikan dalam bentuk bahasa
yang tidak terikat oleh jumlah kata dan unsur musikalitas. Bahasa yang tidak
terikat itu digunakan untuk menyampaikan tema atau pokok persoalan dengan
sebuah amanat yang ingin disampaikan berkenaan dengan tema tersebut. Oleh
karena itu, dalam apresiasi dengan tujuan tnembenkan penghargaan terhadap karya
prosa itu, kita haruslah bisa “membongkar” dan menerangjelaskan hal-hal yang
berkenaan dengan ukuran keindahan dan “kelebihan” karya prosa itu.
Nilai-nilai
dalam prosa fiksi ;
1.
Nilai penikmatan atau menyenangi. Tindakan operasionalnya pada tahap ini
adalahmisahiya membaca karya sastra (puisi maupun novel}, menghadiri acara
deklamasi, dan sebagainya.
2.
Nilai penghargaan. Tindakan operasionalnya, antara lain, melihat kebaikan,
nilai, ataumanfaat suatu karya sastra, dan merasakan pengaruh suatu karya ke
dalam jiwa, dan sebagainya.
3.
Nilai pemahaman. Tindakan opersionalnya adalah meneliti dan menganalisis unsure
intrinsik dan unsur ektrinsik suatu karya: astra, serta berusaha
menyimpulkannya.
4.
Nilai penghayatan. Tindakan operasionalnya adalah rnenganalisis lebih lanjut
akan suatu karya, mencari hakikat atau makna suatu karya beserta
argumentasinya; membuat tafsiran dan menyusun pendapat berdasarkan analisis
yang telah dibuat.
5.
Nilai penerapan. Tindakan operasionalnya adalah mclahirkan ide baru, mengamalkan
penemuan, atau mendayagunakan hasil operasi dalam mencapai material, moral, dan
struktural untuk kepentingan sosial, politik, dan budaya.
2
karya sastra antara lain ;
-Dongeng
Sang Kancil
-Hikayat
Pendawa Lima.
Contoh
prosa :
Angkaro
dan Tunturana
Dua
kor kepiting, Angkaro dan Tuturana, bersahabat karib. Mereka tinggal bersama di
pinggir laut, di balik bebatuan. Mereka bersembunyi karena takut pada
orang-orang yang mencari ikan dan
kepiting.
Apabila laut pasang, mereka bermain tanpa takut akan ditangkap manusia.
Pada
suatu malam, ketika bulan purnama, Angkaro dan Tuturana keluar menikmati
keindahan alam. ” Sahabat, bagaimana kalau kita hiasi punggung kita agar
kelihatan menarik ?” kata Angkaro.
”Bagus
sekali idenya. Kita memang perlu mempercantik diri agar kelihatan menarik.
Tapi, bagaimana caranya ? ” tanya Tuturana.”Bagini.”sahut Angkaro, ”Kita lukis
punggung kita dengan cat warna-warni yang menarik.” ” Wah, menarik
sekali.Bagaimana kalau aku dulu yang dilukis. Boleh atau tidak ? tanya
Tuturana.”Baiklah.”kata Angkaro.Angkaro mulai mengukir punggung Tuturana.
Punggung Tuturana dihiasi dengan bulatan-bulatan
dari
muka ke belakang, dan dari atas ke bawah. Lukisan itu sangat mempesona.”Sudah
selesai sahabat.”kata Angkaro. Tuturana bercermin pada di air laut yang jernih.
“Bagus, bukan?”tanya Angkaro. “Bagus sekali. Terima kasih sahabat.”kata
Tuturana, ”Sekarang giliranku.”kata Angkaro. Tiba-tiba air laut surut.
Datanglah pencari ikan membawa obor. Kedua ekor kepiting itu pun terkejut.
Berlarilah mereka untuk menghindari bahaya. ”Maaf, sahabat. Orang-orang sudah
datang untuk menangkap kita. Tidak ada waktu lagi untuk melukis punggungmu.”
kata Tuturana. ”Tidak punggungku harus kamu ukir !” teriak Angkaro. Melihat
obor-obor semakin dekat, Tunturana menggambari punggng Angkaro dengan dengan
kuas
dan
cat tanpa bentuk. Punggung Angkaro sekarang penuh dengan garis tidak karuan
karena tergesa-
gesa
hendak menyelamatkan diri. Angkaro terpaksa menerima keadaan. Keduanya berkawan
dalam
bentuk
yang amat berbeda: Tuturana cantik dan Angkaro jelek
3.4. Ilmu Budaya
Dasar yang dihubungkan dengan puisi
Pengertian puisi
Puisi
merupakan sebuah bentuk karya sastra singkat untuk menuangkan apa yang ada di
pikiran kita, apa yang ada di hati kita, dan apa yang ada di jiwa kita.
Dikatakan singkat karena puisi adalah bentuk
karya
sastra yang paling pendek jika dibandingkan cerpen atau novel.Kreativitas
penyair dalam membangun puisi dapat diartikan sebagai berikut. Kreatif
merupakan gagasan memusikalisasikan puisi didasari oleh dan dari
keinginan-keinginan individual bersifat subyektif yang bertujuan untuk kepuasan
pribadi. Puisi, selain sebagai karya sastra yang harus diinterpretasikan, juga
dapat menjadi medium kreativitas. Sama seperti dramatisasi puisi, yang juga merupakan
kegiatan kreatif. Dan ketiga, karena bersifat kreatif, maka musikalisasi puisi
pun tidak memiliki kategori-kategori, batasan, atau aturan-aturan yang bersifat
mengikat. Kreativitas penyair dalam membangun puisinya
1.
Figura bahasa (figurative language) seperti gaya personifikasi, metafora,
perbandingan, alegori, dsb sehinggga puisi menjadi segar, hidup menarik dan
memberi kejelasan gambaran angan.
2.
Kata-kata yang ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
3.
Kata-kata yang berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu,
berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
4.
Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai
rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
5.
Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan
sehingga lebih menggugah hati.
Alasan-alasan
yang mendasari penyajian puisi dalam IBD :
1.
Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
2.
Puisi dan keinsyafan / kesadaran individual.
3.
Puisi san keinsyafan sosial.
Contoh
puisi ;
Terbanglah
Merpatiku
Merpati
sayapmu menari merajut awan
Merpati
sayapmu putih suci menawan
Waktu
terus mengalir bagai bengawan
Merpati
teruslah menari, teruslah kawan
Mengapa
matamu sayu
Pelan
kedipmu terhuyung huyung
Samudera
hidup masih merayu
Merpati
teruslah, teruslah mendayung
Masihlah
berwarna sang pelangi
Masih
ada merah masih ada jingga
Masihlah
kau harum mewangi
Masihlah
aku padamu bangga
Hari
esok sedang menunggu
Hilangkan
gundah, buang gerah
Merpati
bentangkan tawamu
Usir
gelisah dari jiwamu
Jangan
biarkan angin membawamu
Tunjukkan
pada semua wibawamu
0 komentar:
Posting Komentar