Sejarah Situ Mangga
Bolong
Nama Situ Mangga Bolong
terinspirasi karena tumbuhnya pohon mangga yang batangannya bolong. Maka dari
situlah disebut Situ Mangga Bolong. Sekitar tahun 1960-an Situ Mangga Bolong masih
berupa rawa-rawa dengan luas kurang lebih 17Ha yang ditumbuhi beberapa tumbuhan
liar disekitarnya. Kurangnya perhatian dari pihak pemerintah membuat situ ini
tidak terawat dan terlihat angker dan jarang dikunjungi. Berbagai cerita
berkaitan dengan banyaknya mahluk halus dan penghuni Situ kerap terdengar,
sehingga sering menjadi cerita menakutkan. Padahal, tempat ini berpotensi
menjadi tempat wisata dan perairan di daerah sekitar sebagai salah satu
pencegah banjir. Secara perlahan-lahan,
perubahan dan keangkeran kawasan itu mulai punah sejalan dengan upaya Pemda DKI
Jakarta melakukan penataan lingkungan, penataan kawasan di Srengseng Sawah,
Jagakarsa, Jakarta Selatan ini.
Keadaan situ mangga bolong saat ini
Menurut pengamatan kami keadaan situ
sudah mulai membaik hanya saja upaya pemerintah seakan berhenti di tengah
jalan. Ini terlihat dari keadaan situ yang belum semua tepiannya dibeton.
Ditambah lagi beton yang ada mulai terkikis dan ditumbuhi lumut yang dapat
meyebabkan kerusakan lebih lanjut apabila pmerintah tidak segera
menindaklanjuti proyek pembenahan situ Mangga Bolong. Pemerintah seakan lebih
memperhatikan situ babakan dibandingkan situ mangga bolong.
Selain itu masalah yang lebih besar
adalah sampah yang berserakan disekitar situ yang disebabkan karena pembuangan
sampah sembarangan di selokan yang mengalir kearah situ mangga bolong. Di
tambah lagi adanya “pembuangan kotoran” yang berada di bagian tepi situ yang
belum dibeton. Hal ini mengakibatkan aroma tidak sedap tercium disekitar situ
dan pencemaran air.
Menurut penuturan salah satu warga
lahan situ ini tidak sepadat saat ini, hanya berupa tanah merah yang luas.
Kemudia masyarakat melihat tanah tersebut bisa diberdayakan untuk dijadikan
tempat tinggal ataupun berkebun. Seiring berjalannya waktu mulai banyak
pendatang yang menempati lahan kosong tesebut. Awalnya tempat tinggal mereka
hanya berupa gubuk ataupun rumah semipermanen. Kemuda mereka mengajukan
sertifikat kepada pemeintah agar dapat tinggal lebih lama disana. Namun
dmikian, masih ada beberapa warga yang menyewa tanah di sana.
Menurut penutuan warga yang lain,
terdapat lebih dari tiga RT dan dua RW yang mengelilingi kawasan situ
manggabolong ini. Situ ini juga dijadikan sebagai tempat bersantai oleh warga
sekitar, salah satunya sebagai tempat untuk menyalurkan hobi mereka, yakni
memancing dan hasil pancingannya bisa dijadikan makanan sehari-hari ataupun
dijual di warung makan. Biasanya yang ada di sana adalah ikan mujair. Pernah
suatu kali dilepas ikan lele, namun jarang ada yang bisa mendapatkannya.
Situ
ini belum pernah banjir. Apabila air yang berada di Situ mangga bolong mulai
tinggi, maka pintu air dibuka. Pintu air dibuka dengan tujuan agar air mengalir
ke situ babakan, kemudian dari situ babakan, air dialirkan ke Kali lenteng
agung.
Upaya
Pemerintah
Sekitar tahun 2004-2005, mulai terlihat upaya pemerintah
untuk melakukan pembangunan berupa jogging track, tanggul
beton, dan bangku taman serta pagar pembatas antara jalan dan kawasan situ.
Seiring berjalannya waktu pembangunan tersebut terhenti, salah satunya pada
pembuatan jogging track yang di bangun setengah jalan. Ketidaktertiban warga
menyebabkan bangku taman yang disediakan tidak terawat dan banyak coretan.
Disamping
itu, pemerintah telah mengupayakan untuk menanam pohon di area kawasan situ
agar situ tersebut terlihat lebih asri dan hijau. Tetapi, upaya penanaman
tersebut kurang berhasil dikarenakan masyarakat sekitar kurang peduli dengan
situ tersebut. Alhasil, pohon-pohon tersebut terlihat gundul dan tak terawat.
Berdasarkan
hasil wawancara dengan masyarakat sekitar, mereka mengaku bahwa pemerintah
sudah memulai upaya pengerukan sampah yang tergenang di situ tersebut. Namun
sepertinya usaha tersebut dilakukan setengah hati. Ketika kami berkunjung ke
situ tersebut, kami melihat masih banyak sampah tergenang di satu sisi situ,
sedangkan sisi yang lainnya bebas dari sampah. Tetapi, masalah sampah ini
sebenarnya harus kita kembalikan ke masyarakat itu sendiri, karena masih banyak
dari mereka yang membuang sampah sembarangan di kawasan situ.
0 komentar:
Posting Komentar