TUGAS SOFTSKILL
(USECASE DAN ACTIVITY DIAGRAM)
Ajeng Putri. E
Aprillia Dwi Lestari
Desy Bunga
Khanisa Dara
Laduni
4PAO9
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2017
A.
Test
MBTI atau Myers Briggs Type Indicator
Merupakan
sebuah metode pengukuran berbentuk kuesioner yang digunakan untuk membaca
kepribadian seseorang, khususnya untuk memahami bagaimana seseorang menilai
sesuatu dan membuat keputusan, metode ini dikembangkan oleh Katharine Cook
Briggs dan putrinya Isabel Briggs Myers berdasarkan teori kepribadian yang
dikemukakan oleh Carl Gustav Jung dalam bukunya Psychological Types (1921M). Instrument tes yang mulai dikembangkan pada masa Perang Dunia
Ke-II ini pertama dipublikasikan pada 1962M, dengan tujuan awal untuk membuat
teori kepribadian C.G Jung ini dapat diaplikasikan dalam penggunaan praktis dan
lebih mudah dimengerti, sehingga dapat membantu para pekerja untuk menemukan
pekerjaan yang paling cocok dengan diri mereka.
Tes
Kepribadian MBTI yang masuk kedalam jenis tes kepribadian Objektif ini meskipun
telah menjadi Tes Kepribadian yang boleh dikatakan terpopuler untuk jenisnya,
dan telah dikenal sebagai salah satu Tes Kepribadian terakurat namun tetap saja
tidak akan mampu terlepas dari ketidaksempurnaan ciptaan manusia. Namun
demikian setidaknya jika kita menggunakan prinsip hukum 20/80 dari Vilfredo Pareto, yang
berarti “kita dapat menggunakan alat ukur yang hanya mengukur 20% saja namun
mampu mewakili sebagian besar (80%) aspek yang diukur”, maka kita dapat
memahami tentang hasil test ini bahwa paling tidak dapat memberikan gambaran
dari Tipe Kepribadian audiensnya (meskipun bukan cerminan sempurna).
B. Dimensi MBTI
Metode MBTI sendiri terbagi atas 4 dimensi utama
yang bersifat dikotomi atau saling berlawan, yang masing-masing memiliki
kelebihan dan kekurangan, sehingga dengan mengetahuinya kita dapat
memaksimalkan potensi kelebihan yang kita miliki, serta memninimalisir potensi
kekurangan yang mungkin ada dalam diri kita. Meskipun bersifat dikotomi , kita
akan tetap memiliki kedua bagian dari masing-masing dimensi yang terdapat dalam
MBTI, dengan salah satunya akan lebih cenderung daripada yang lainnya.
Berikut ini adalah 4 Skala MBTI yang bersifat dikotomi:
1. Extrovert (E) vs. Introvert (I): Orientasi Energi.
Dimensi EI melihat bagaimana seseorang
mendapatkan energi mereka, dan bagaimana mereka menyalurkan energi mereka.
Apakah mereka mendapatkan energi lebih dominan dari Lingkungan luar, ataukah
dari dalam diri mereka sendiri. Extrovert mengambil energi dari lingkungan luar
diri mereka (orang lain), mereka menyukai dunia luar, interaksi sosial atau
bergaul adalah cara terbaik bagi mereka untuk menemukan energi mereka, mereka
akan merasakan hidup saat semakin banyak orang yang berada di sekeliling
mereka. Mereka berorientasi pada action, mereka akan lebih memilih untuk
bertindak terlebih dahulu, lalu setelahnya barulah merefleksi apa yang mereka
lakukan. Pribadi extrovert dominan baik dalam hal berinetraksi dengan orang
lain, serta hal-hal yang bersifat operasional.Sedangkan Introvert, yang hanya
memiliki sedikit sekali populasi jika dibanding Extrovert yakni hanya sebesar
sekitar 25% dari populasi dunia adalah mereka yang mengumpulkan energi dari
dalam diri mereka, mereka akan lebih memilih untuk memikirkan apa yang akan
mereka lakukan, barulah melakukan hal tersebut. Mereka cenderung lebih senang
menyendiri, dan merenung, tidak begitu suka bergaul dengan banyak orang, dan
mereka cenderung menjadi pencetus ide yang baik. Umumnya mereka mampu bekerja
sendiri, penuh konsentrasi dan focus.
Sederhananya introvert – extrovert dapat dibedakan dengan cara
berikut:
Ø Extrovert berorientasi
pada tindakan, sementara Introvert berorientasi pada Ide.
Ø Ekstrovert mencari
“luasnya” pengetahuan dan pengaruh, sementara introvert
mencari “kedalaman” pengetahuan dan pengaruh.
Ø Extrovert lebih
mementingkan seringnya interaksi, sementara introvert lebih mencari “kedalaman”
dalam interaksi.
Ø Extrovert mengisi
kembali, dan mendapatan energi mereka dengan menghabiskan waktu bersana orang
lain. Sedangkan introvert mengisi dan mendapatkan energi mereka dengan
menyendiri. Dan mereka menggunakan energi mereka dengan cara sebaliknya.
2. Sensing (S) vs. Intuition (N): Cara Mengelola Informasi.
Dimensi
Sensing-intuiting (SN) melihat bagaimana individu memahami dan menilai sebuah
informasi baru yang mereka terima. Seorang sensing umumnya sangat realistis,
memandang imajinasi sebagai hal yang dramatis, dan banyak menghabiskan waktu.
Mereka menilai sesuatu berdasarkan fakta yang jelas, realistis, mereka melihat
informasi dengan apa adanya. Mereka berpedoman pada pengalaman, dan biasanya
hanya menggunakan metode-metode yang telah terbukti. Fokus pada masa kini,
sehingga baik dalam perencanaan teknis dan detail yang bersifat
aplikatif.Sementara seorang intuition akan memprses data dengan melihat pola,
dan hubungan, biasanya memiliki pemikiran yang abstrak, konseptual, serta
melihat berbagai kemungkinan yang mungkin terjadi. Mereka imajinatif, dan
memilih cara untuk dan berfokus pada masa depan, yakni pada apa yang mungkin
bisa dicapai di masa depan. Seorang intuiting adalah sosok yang inovatif, penuh
inspirasi, ide unik. Mereka baik dalam menyusun konsep, ide, dan visi jangka
panjang.
3. Thinking (T) vs. Feeling (F): Pengambilan Keputusan.
Dimesi Thinking – Feeling (TF) adalah fungsi
yang mengatur bagaimana seseorang dalam mengambil keputusan. Thinking adalah
mereka yang selalu menggunakan logika, dan kekuatan analisa dalam mengambil
keputusan. Mengambil keputusan dengan rasional berdasarkan informasi yang
diperoleh fungsi penerima informasi (SN) mereka. Mereka cenderung konsisten,
lugas, dan objektif, sehingga terkesan kaku, dan keras kepala.Sementara feeling
adalah mereka yang melibatkan perasaan, empati serta nilai-nilai yang mereka
yakini ketika hendak mengambil keputusan. Mereka berorientasi pada hubungan dan
subjektif. Mereka akomodatif tapi sering terkesan memihak. Mereka empatik dan
menginginkan harmoni. Bagus dalam menjaga keharmonisan dan memelihara hubungan.
4. Judging (J) vs. Perceiving (P): Orientasi Pada Struktur.
Dimensi keempat dari MBTI ini
mendeskripsikan tingkat fleksibilitas seseorang, dan sering disebut
sebagai orientasi seseorang pada Dunia Luar. Judgingadalah mereka yang
memiliki gaya hidup yang terstruktur, dan mereka menentukan bagaimana mereka
seharusnya hidup. Sedangkan Perceiving adalah mereka yang lebih fleksibel, dan
lebih mudah untuk beradaptasi dengan gaya hidup yang ada disekeliling mereka.Judging
(J)
Akan merasa nyaman ketika hidupnya dipenuhi dengan sebanyak mungkin hal yang terkontrol, dan terencana! Suka dengan hal yang terorganisir, Judging tidak terkait dengan Judging (menghakimi) dalam arti negatif, sehingga seorang dominan Judging bukan berarti adalah sosok yang gemar menghakimi orang lain.
Akan merasa nyaman ketika hidupnya dipenuhi dengan sebanyak mungkin hal yang terkontrol, dan terencana! Suka dengan hal yang terorganisir, Judging tidak terkait dengan Judging (menghakimi) dalam arti negatif, sehingga seorang dominan Judging bukan berarti adalah sosok yang gemar menghakimi orang lain.
Beberapa pernyataan tentang seorang Judging (J) dominan:
·
Lebih memutuskan memutuskan daripada mengikuti
sebuah keputusan.
·
Sosok yang berorientasi pada Tugas.
·
Sering menyusun daftar tugas yang harus
dilakukan.
·
Lebih memilih untuk menyelesaikan pekerjaan
terlebih dahulu daripada bersenang-senang.
·
Merencanakan pekerjaan, agar tak terburu-buru
ketika telah mendekati deadline.
·
Terkadang ia memilik terlalu banyak fokus
tujuan.
Perceiving (P)
Seorang yang memiliki fungsi Perceiving dominan
biasanya lebih memilih cara yang fleksibel, dan spontan dalam kehidupan mereka.
Ia akan lebih suka untuk beradaptasi/menyesuaikan diri dengan dunia luar
daripada mengatur/menentukan bagaimana seharusnya ia hidup. Pemilik Perceiving
dominan bukan berarti selalu memiliki persepsi yang akurat dalam
menilai seseorang atau kejadian, perceiving disini yang dimaksud adalah
seseorang dengan Perceiving dominan akan “lebih memilih untuk menerima
informasi”.
Beberapa pernyataan tentang seorang Perceiving (P) dominan:
·
Bersifat terbuka dalam menanggapi apapun yang
terjadi.
·
Biasanya bekerja denngan semangat yang
meledak-ledak.
·
Deadline yang kian mendekat akan merangsang
untuk bekerja lebih giat
·
Tidak suka dengan terlalu banyak rencana, dan
selalu nampak bebas dan santai
·
Lebih menyukai pekerjaan sambil
bersenang-senang.
C. Manfaat dari Tes Kepribadian MBTI
Setelah
memahami MBTI, dan berbagai dimensi yang digunakan dalam pengukuran tipe
kepribadiannya, tentu kita akan bertanya-tanya bagaimana manfaat MBTI bagi
kehidupan, dan dibawah ini adalah beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari
Instrumen Tes MBTI ini:
- Manfaat
dari Tes Kepribadian MBTI
a. Pengembangan Diri
Dengan MBTI kita bisa memahami kelebihan (Strength)diri kita
sekaligus kelemahan (Weakness) yang ada pada diri sendiri. Kita bisa lebih
fokus mengembangkan kelebihan kita sekaligus mencari cara memperbaiki sisi
negatif kita.
b. Memahami Karakter Orang
Lain Dengan Lebih Baik. MBTI membantu memperbaiki hubungan dan cara pandang kita
terhadap orang lain. Kita bisa lebih memahami dan menerima perbedaan.
Tidak semua orang berfikir, bersikap dan berperilaku seperti cara kita
berperilaku. Jadi terimalah perbedaan yang ada.
c. Bimbingan
Konseling
MBTI sangat berguna di dunia pendidikan dan pengembangan karier.
MBTI bisa digunakan sebagai panduan untuk memilih jurusan kuliah sampai dengan
profesi yang cocok dengan kepribadian.
- Manfaat
dilakukan activity pada aplikasi
Mempermudah dalam merancang aplikasi karena
langkah-langkah dari pengguna sudah dituliskan dalam activity. Dan memperjelas langkah-langkah pengguna dalam
menggunakan aplikasi tersebut.
- Usecase
Usecase
diagram akan memperlihatkan bagaimana peranan setiap aktor dalam interaksi
dengan sistem. Dalam arti yag lebih sederhana usecase adalah interaksi
antara aktor (orang menggunakan dengan sistem). Pengguna dalam mengakses sistem
ini adalah untuk sebagai berikut :
- Untuk
mengetahui bagaimana kepribadian mereka, karena akan ada hasil dari
penjelasan kepribadian pengguna.
- Untuk mengetahui
presentasi dari detail kepribadian dalam tes MBTI, apakah extrovert atau introvert.
0 komentar:
Posting Komentar